SUPERVISI
KLINIS MODEL “GROW ME”
Kepala sekolah sering
mengalami kesulitan dalam melaksanakan supervisi, karena banyak faktor, antara
lain karena karakter masing-masing guru yang berbeda-beda, bermacam-macam
masalah dalam pembelajaran. Namun mayoritas guru mengalami kendala yang sama
yaitu di pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang aktif. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka ada bentuk supervisi yang dapat digunakan yaitu
supervisi klinis dengan model GROW ME. Pembahasan tentang supervisi klinis
model GROW ME ada juga di youtube dengan link
https://www.youtube.com/watch?v=mIAUk5iyRng&t=63
Apa
itu Supervisi model “GROW ME”
Supervisi model GROW ME
adalah salah satu bentuk supervisi klinis yang pelaksanaannya berbentuk
coaching. Coaching merupakan salah satu istilah yang berhubungan
erat dengan managing people, yang berarti melatih, mengajar atau bertindak
sebagai pelatih, pendidik atau pengajar. Coaching adalah soal
pengembangan diri dan tidak berlangsung di ruang kelas atau di
laboratorium, coaching bisa dilakukan sambil melakukan
pekerjaan lain dan akan sangat berhasil jika disertai dengan pendelegasian
(Tony, 2003: 87). Coaching merupakan proses untuk membina
seseorang atau group menemukan dan bertindak berdasarkan solusi yang paling
cocok untuk dirinya dan sekitarnya, yang 100% merupakan inisiatif dari
mereka. Coaching dilakukan melalui dialog yang membantu para
coachee (orang yang dibina) untuk melihat perspektif baru dan mencapai tingkat
kejelasan yang lebih tinggi mengenai pandangan, emosi, dan tindakan-tindakan
mereka, juga menyangkut orang dan situasi di sekitar mereka, serta membantu
untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, dan dengan demikian
mereka dapat meningkatkan kinerja dalam kehidupan pribadi maupun karir (Wilson,
2011: 88).
Sedangkan istilah GROW ME
merupakan sebuah akronim dari G = Goal (tujuan), R = Reallity (keadaan saat ini), O = Option (pilihan cara
untuk mencapai tujuan), W=What next (Cara yang dipilih untuk mencapai tujuan), M= Monitoring, E =
Evaluasi.
Tujuan Supervisi Model GROW
ME
Tujuan supervisi model GROW ME sama halnya
dengan supervisi pembelajaran bentuk lainnya yaitu kegiatan yang berhubungan
dengan berbagai usaha
perbaikan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas guru.
Dengan meningkatnya kualitas guru, diharapkan dapat berjalan
selaras dengan kualitas pembelajaran di
kelas. Kualitas
pembelajaran yang dimaksud
mencakup proses dan
hasil yang dicapai setelah proses
pembelajaran berlangsung. Pada akhirnya bermuara pada meningkatnya kualitas pendidikan.
Kualitas proses pembelajaran sangat
tergantung pada kemampuan guru
dalam kegiatan pembelajaran di
kelas, sedangkan kualitas hasil
pembelajaran biasanya ditunjukkan
oleh prestasi belajar siswa. Jika
proses pembelajaran tidak berkualitas, maka
dapat dipastikan prestasi siswa juga tidak akan baik.
Sebaliknya, jika proses
pembelajaran berkualitas maka secara
otomatis prestasi belajar siswa
akan baik dan memuaskan.
Kelebihan Supervisi Model
GROW ME
Grow model adalah
salah satu model untuk melakukan proses coaching yang terkenal dan cukup
klasik. Grow sangat sederhana dan mudah dilakukan bahkan oleh orang yang tanpa
latihan khusus. Grow model bisa diterapkan di berbagai macam situasi dengan
cara yang sangat sederhana dan efektif. Grow model dirancang untuk memungkinkan
para coach untuk melakukan sesi coaching yang lebih terstruktur dengan
kliennya. Peningkatan struktur akan menghasilkan lebih baik dan mendalam,
sehingga mempermudah mendapatkan hasil yang diinginkan (Ridwan, 2007:21). Grow
model berkembang sebagai bentuk problem solving (pemecahan masalah). Sehingga
bisa dikatakan bahwa model ini adalah merupakan model dari aliran problem focus
coaching. Kelebihan lain pada supervisi model ini adalah terkesan tidak
menggurui, guru menemukan solusi sendiri dalam mengatasi masalah
pembelajarannya.
Prinsip
Choching GROW ME
Carol Wilson (2011), menjelaskan 8 prinsip
dalam coaching yaitu: Awareness (Kesadaran), Responsibility (Tanggung
Jawab), Self Belief (Percaya diri), Blame Free (Tidak
Menyalahkan), Solution Focus (Fokus Pada Solusi), Challenge(Tantangan), Action, dan Trust (Kepercayaan).
Terdapat pula prinsip yang lain ketika seorang coach
melaksanakan proses coaching yaitu : 1) Semua orang mau belajar dan maju. 2)
Setiap pembelajar mempunyai potensi untuk meningkatkan kinerjanya. 3) Pertanyaan
yang baik lebih kuat dan berguna daripada perintah. 4) Setiap masalah merupakan
kesempatan untuk belajar. 5) Tujuan dan motivasi yang menantang dapat
memberikan hasil terbaik bagi pembelajar. Seorang Coaching yang baik akan
selalu mempunyai rencana yang baik, dapat melihat potensi dalam diri
pembelajar, merupakan sumber motivasi bagi kliennya, mengetahui pembelajar yang
baik, seorang pembelajar yang unggul, terampil berkomunikasi efektif.
Seorang coach harus memiliki karakteristik : (1)
selalu membuat perencanaan yang
tepat, (2) mampu melihat potensi
dalam diri pembelajar, (3) sebagai sumber motivasi, mengenali coache
dengan baik, (4) pembelajar yang unggul, dan (5) terampil berkomunikasi secara
efektif. Teknik coaching dengan menggunakan model GROW-ME merupakan model coaching yang berorientasi pada
pengembangan manusia.
Langkah-langkah
GROW ME
1. Goal
= Gambarkan masalah dan harapan
Pertanyaan peserta : Kemana tujuan saya?
Pertanyaan pelatih : Apakah yang Anda selesaikan? Bagaimana padangan Anda
tentang suatu keberhasilan? Bagaimana Anda tahu telah mencapai tujuan?
2. Reality
= tentukan permasalahan nyata yang dihadapi (akar permasalahan)
Pertanyaan peserta : Dari mana saya akan
mulai? Pertanyaan pelatih : Berdasarkan pada tujuan bagaimana situasi saat ini?
Mengapa demikian? Apakah ada kendala yang menghalangi Anda untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan? Apakah yang telah dilakukan sejauh ini?
3. Option
= menjajaki kemungkinan-kemungkinan dan mencari solusi secara bersama-sama.
Pertanyaan peserta : Apakah ada kendala
antara kenyataan dengan tujuan? Sedangkan pertanyaan dari pelatih : Apakah ada
alternatif yang lain untuk mencapai tujuan? Apa saja keunggulan dan hambatan
terhadap setiap pilihan? Jika waktu, bahan atau sumber tersedia mana yang akan
anda pilih? Mengapa?
4. What
next = menyetujui sebuah action plan.
Pertanyaan peserta : Cara apakah yang
saya pilih? Bagaimana saya mencapai tujuan? Sedangkan pertanyaan pelatih : apakah
yang akan Anda lakukan untuk menjembatani kesenjangan antara kenyataan sekarang
dan tujuan? Apakah yang akan terjadi? Dukungan apa yang dibutuhkan? Apakah ada
waktu yang ditetapkan untuk action? Dan tahapan-tahapannya?
5. Monitoring
= Mengecek kemajuan. Tindak lanjut yang
meyakinkan situasi sudah diperbaiki.
Pertanyaan peserta : Apakah ada kemajuan
terhadap yang telah direncanakan. Pertanyaan dari pelatih : Apakah Anda masih
bekerja terhadap tujuan yang telah dicapai? Sudah sejauh mana? Apa yang telah
dipelajari sejauh ini? Apakah rencana selanjutnya? Perlu suatu perubahan? Perlu
penyesuaian dengan waktu yang direncanakan? Dukungan apa yang diperlukan
sekarang?
6. Evaluasi
: Penilaian Pembelajaran dan Pelaksanaan.
Pertanyaan peserta : Sudahkah saya
mencapai tujuan yang telah saya tetapkan? Pelatih bertanya : Sudahkah anda
mencapai tujuan? Mengapa demikian? Hal-hal mana yang paling penting untuk
dipelajari? Ini pendapat saya, bagaiman hal itu dilakukan, apakah ada saran?
Kesimpulan
Salah satu ketrampilan kepala sekolah adalah melakukan
penilaian dan pembinaan kepada guru untuk terus menerus meningkatkan kualitas
proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas
hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut kepala sekolah
diharapkan dapat melakukan supervisi akademik yang didasarkan pada metode dan
teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Melihat pentingnya kegiatan supervisi yang dilakukan seorang
kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah, maka
kompetensi supervisi ini, harus benar-benar dikuasai oleh kepala sekolah. Kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi dilakukan dengan konsisten terutama dalam
memberikan pembinaan melalui supervisi akademik.
Salah satunya
yaitu melaksanakan supervisi menggunakan model Grow-Me. Dengan memilih model
Grow-me ternyata kepala sekolah atau guru lebih aktif dan dapat memecahkan
masalahnya. Pelaksanaan
coaching di sekolah sangat
penting dilakukan. Agar pelaksanaannya berjalan optimal maka coaching harus
dilakukan dengan menggunakan prinsip kerjasama, berbagi, menjembatani gap, formal
dan informal, kemitraan,
motivasi, fokus, saling percaya dan
rasa hormat. Pelaksanaan model ini dapat
dilakukan oleh satu orang, beberapa, atau banyak orang. Seorang
guru dapat dilatih secara individu.
Dapat pula latihan dilakukan dalam
kelompok seperti dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru. Contoh :
Peningkatan Kompetensi Guru Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi yang
Memenuhi Kriteria Keterampilan
Berpikir Tinggi (Hots – High order
thinking skill).
Daftar
Pustaka
Buzan, Tony. 2003. Head Strong. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ridwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Wilson, Carol. 2011. Performance Coaching : metode Baru Mendongkrak Kinerja Karyawan.
Jakarta : Ppm Manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar