Yuuk, kita belajar SBK :)
RINGKASAN SBK SMP KELAS 7
• PENGERTIAN SENI TARI → Gerak
terangkai yang berirama, sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di
dalamnya, terdapat unsur – keindahan, wiraga (tubuh) ,wirama (irama), wirasa
(penghayatan) dan wirupa (wujud)
• PAKAR SENI TARI INDONESIA
1. BPH SOERYODININGRAT→ gerak yang selaras dengan gamelan sesuai dengan tujuan
2. DRS. SOEDARSONO→ ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah
3. RM. WISNOE WARDHANA→ ekspresi gerak dengan media tubuh manusia
4. DRS. SUDHARSO PRINGGO BROTO→ keteraturan bentuk gerak tubuh dalam ruang
5. DRS. S HUMARDHANI (Pak Dhon)→ ungkapan gerak ekspresif yang indah dan ritmis
1. BPH SOERYODININGRAT→ gerak yang selaras dengan gamelan sesuai dengan tujuan
2. DRS. SOEDARSONO→ ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah
3. RM. WISNOE WARDHANA→ ekspresi gerak dengan media tubuh manusia
4. DRS. SUDHARSO PRINGGO BROTO→ keteraturan bentuk gerak tubuh dalam ruang
5. DRS. S HUMARDHANI (Pak Dhon)→ ungkapan gerak ekspresif yang indah dan ritmis
• PAKAR SENI TARI MANCANEGARA
1. CORRIE HARTONG (Belanda)→ keteraturan gerak tubuh yang ritmis dalam ruang
2. CURT SHACH→ gerak ritmis yang ekspresif
3. JOHN MARTIN
4. KUMALADEVI CHATTOPADHAYA (India)→ gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan mengarah pada bentuk-bentuk tertentu
5. SUSANE K LANGER
6. LA MERRY (Inggris)
1. CORRIE HARTONG (Belanda)→ keteraturan gerak tubuh yang ritmis dalam ruang
2. CURT SHACH→ gerak ritmis yang ekspresif
3. JOHN MARTIN
4. KUMALADEVI CHATTOPADHAYA (India)→ gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan mengarah pada bentuk-bentuk tertentu
5. SUSANE K LANGER
6. LA MERRY (Inggris)
• UNSUR-UNSUR KEINDAHAN TARI
1. WIRAGA→ gerak kaki sampai kepala yang merupakan media pokok gerak tari
2. WIRAMA→ ritme tempo, ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama
3. WIRASA→ perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan gerak ( penjelasan jiwa dan emosi tarian, seperti sedih, tegas, gembira dll)
4. WIRUPA→ rupa/wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna, busana dan rias, sesuai dengan peranannya.
1. WIRAGA→ gerak kaki sampai kepala yang merupakan media pokok gerak tari
2. WIRAMA→ ritme tempo, ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama
3. WIRASA→ perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan gerak ( penjelasan jiwa dan emosi tarian, seperti sedih, tegas, gembira dll)
4. WIRUPA→ rupa/wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna, busana dan rias, sesuai dengan peranannya.
• SEJARAH SENI TARI
1. Zaman Prasejarah→ berbentuk ungkapan ekspresif
2. Zaman Sejarah→ sudah mengarah pada maksud kegunaan menari. Tari tidak hanya ungkapan perasaan tapi sebagai sarana hiburan dan persembahan
3. Zaman Modern→ penggarapan dengan gaya baru yang lebih bebas, muncul pula tari tradisional dan kerakyatan
1. Zaman Prasejarah→ berbentuk ungkapan ekspresif
2. Zaman Sejarah→ sudah mengarah pada maksud kegunaan menari. Tari tidak hanya ungkapan perasaan tapi sebagai sarana hiburan dan persembahan
3. Zaman Modern→ penggarapan dengan gaya baru yang lebih bebas, muncul pula tari tradisional dan kerakyatan
JENIS TARI DAERAH → mempunyai
keunikan gerak, bentuk
penyajian, irama, tata rias dan busana yang disesuaikan dengan
fungsi tari di masyarakat.
penyajian, irama, tata rias dan busana yang disesuaikan dengan
fungsi tari di masyarakat.
1. Berdasarkan sifat dan sejarah →
Tari Tradisi → tari rakyat
→ tari klasik
→ Tari Kreasi
→ tari klasik
→ Tari Kreasi
a.TARI TRADISIONAL RAKYAT→ cirinya
sederhana, sering
disajikan berpasangan, berkembang pada masyarakat.
Contoh :
- Tari Ketuk tilu (Jawa Barat)
- Tari Payung, Tari Lilin (Sumatera Barat)
- Tari Saman (Aceh)
- Tari Jaran Kepang (Jawa Timur)
- Tari Janger (Bali)
disajikan berpasangan, berkembang pada masyarakat.
Contoh :
- Tari Ketuk tilu (Jawa Barat)
- Tari Payung, Tari Lilin (Sumatera Barat)
- Tari Saman (Aceh)
- Tari Jaran Kepang (Jawa Timur)
- Tari Janger (Bali)
b.TARI TRADISIONAL KLASIK → Bentuk
geraknya baku/tidak bisa diubah. Berkembang pada kaum bangsawan di istana.
Fungsinya sebagai sarana upacara adat dan kerajaan. Bentuk
Unsur-unsur tarinya lebih estetis dan mewah.
Contoh :
- Tari Topeng Klana (Jawa Barat)
- Tari Bedhaya, Tari Serimpi (Jawa Tengah)
- Tari Ngremo (Jawa Timur)
- Tari Rejang (Bali)
- Tari Pakarena (Sulawesi Selatan)
Fungsinya sebagai sarana upacara adat dan kerajaan. Bentuk
Unsur-unsur tarinya lebih estetis dan mewah.
Contoh :
- Tari Topeng Klana (Jawa Barat)
- Tari Bedhaya, Tari Serimpi (Jawa Tengah)
- Tari Ngremo (Jawa Timur)
- Tari Rejang (Bali)
- Tari Pakarena (Sulawesi Selatan)
c.TARI KREASI→ Bentuk gerak tari
baru, perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dan klasik. Unsur-unsur tarinya hasil modifikasi tari tradisi.
Contoh :
- Pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan)
- Operet (mempertegas lagu dan cerita)
Kontemporer (gerak ekspresif spontan, tak beraturan tapi terkonsep).
Contoh :
- Pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan)
- Operet (mempertegas lagu dan cerita)
Kontemporer (gerak ekspresif spontan, tak beraturan tapi terkonsep).
2. Berdasarkan Bentuk penyajian :
a. TUNGGAL : Penari mempunyai
tanggung jawab pribadi untuk
menghafal gerak dan formasi dari awal sampai
akhir.
Contoh :
- Tari Kandagan, Tari Topeng Klana (Jawa barat)
- Tari Golek, tari Gambir Anom ( Jawa Tengah)
- Tari Ngremo, Tari Beskalan (Jawa Timur)
menghafal gerak dan formasi dari awal sampai
akhir.
Contoh :
- Tari Kandagan, Tari Topeng Klana (Jawa barat)
- Tari Golek, tari Gambir Anom ( Jawa Tengah)
- Tari Ngremo, Tari Beskalan (Jawa Timur)
b. BERPASANGAN : Dilakukan oleh
laki-laki dengan perempuan, sesama laki-laki atau sesama
perempuan. Diperlukan keselarasan gerak dengan pasangannya, harus saling mengisi dan melengkapi juga merespon dan kerja sama.
Contoh :
- Tari Payung (Melayu)
- Tari Cokek (Jakarta)
- Tari Piso Surit (Batak Karo)
perempuan. Diperlukan keselarasan gerak dengan pasangannya, harus saling mengisi dan melengkapi juga merespon dan kerja sama.
Contoh :
- Tari Payung (Melayu)
- Tari Cokek (Jakarta)
- Tari Piso Surit (Batak Karo)
c. KELOMPOK : Dilakukan oleh tiga
orang atau lebih. Diperlukan
kerja sama yang lebih baik lagi. Keserempakan
gerak dan permainan komposisi sangat
menentukan.
Contoh :
- Tari Bedaya Semang ( 9 penari, Yogyakarta, Jawa Tengah) - Tari Bedaya Ketawang ( 9 penari, Surakarta, Jawa Tengah)
- Tari Serimpi ( 4 penari, Jawa tengah)
- Tari Sekar Putri (Jawa Barat)
kerja sama yang lebih baik lagi. Keserempakan
gerak dan permainan komposisi sangat
menentukan.
Contoh :
- Tari Bedaya Semang ( 9 penari, Yogyakarta, Jawa Tengah) - Tari Bedaya Ketawang ( 9 penari, Surakarta, Jawa Tengah)
- Tari Serimpi ( 4 penari, Jawa tengah)
- Tari Sekar Putri (Jawa Barat)
• FUNGSI SENI TARI :
1. Sebagai sarana upacara adat & religi berkaitan dengan perburuan, peperangan, kenaikan tahta, pergantian musim, panen, kelahiran dan kematian.
Bersifat sakral, geraknya ekspresif dan imitative (meniri gerak sekitarnya)
Komposisinya melingkar, berjajar atau berbaris. Contoh : …….
Contoh :
- Tari Patudu (persembahan, Sulawesi Selatan)
- Tari Seblang (panen padi, Jawa Timur)
- Tari Ratep (Minta hujan, Madura)
1. Sebagai sarana upacara adat & religi berkaitan dengan perburuan, peperangan, kenaikan tahta, pergantian musim, panen, kelahiran dan kematian.
Bersifat sakral, geraknya ekspresif dan imitative (meniri gerak sekitarnya)
Komposisinya melingkar, berjajar atau berbaris. Contoh : …….
Contoh :
- Tari Patudu (persembahan, Sulawesi Selatan)
- Tari Seblang (panen padi, Jawa Timur)
- Tari Ratep (Minta hujan, Madura)
2. Sebagai sarana pertunjukkan.
Untuk menghibur masyarakat, terdiri dari 2 jenis :
a. Tari Hiburan/tontonan : Geraknya lincah dan semarak.
Contoh : Tari Jaipongan.
b. Tari pergelaran resmi : Disusun dan direncanakan dengan
Matang.
a. Tari Hiburan/tontonan : Geraknya lincah dan semarak.
Contoh : Tari Jaipongan.
b. Tari pergelaran resmi : Disusun dan direncanakan dengan
Matang.
3. Sebagai media pendidikan :
Membentuk keseimbangan emosi, keterampilan dan budi pekerti, yang melahirkan
sanggar-sanggar Tari
4. Sebagai pemersatu bagi masyarakat
: Dalam acara perayaan, warga berkumpul, menari dan bergembira bersama dengan
gerak yang selaras
• UNSUR PENDUKUNG TARIAN :
1. Tata Rias dan Tata Busana → Klasik (lebih rumit dan estetis)
→ Kreasi (lebih luwes dan fleksibel)
2. Properti → Segala kelengkapan dan peralatan dalam peragaan tari,
terbuat dari kain, kayu, besi, plastic, tembaga, kulit dll.
3. Irama
a. Waktu dalam tari → - tempo gerak (waktu sepanjang gerak dilakukan)
- Irama gerak (waktu yang dipakai
Untuk menyelesaikan rangkaian gerak sehubungan dengan tempo dan dinamika.
b. Irama menurut asal suara → - Musik internal (musik dari
manusia itu sendiri seperti siul, petikan jari, tepuk tangan, dll)
- Musik eksternal (dari alat Musik)
1. Tata Rias dan Tata Busana → Klasik (lebih rumit dan estetis)
→ Kreasi (lebih luwes dan fleksibel)
2. Properti → Segala kelengkapan dan peralatan dalam peragaan tari,
terbuat dari kain, kayu, besi, plastic, tembaga, kulit dll.
3. Irama
a. Waktu dalam tari → - tempo gerak (waktu sepanjang gerak dilakukan)
- Irama gerak (waktu yang dipakai
Untuk menyelesaikan rangkaian gerak sehubungan dengan tempo dan dinamika.
b. Irama menurut asal suara → - Musik internal (musik dari
manusia itu sendiri seperti siul, petikan jari, tepuk tangan, dll)
- Musik eksternal (dari alat Musik)
• HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM
MENYAJIKAN TARIAN
1. Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan.
2. Ketepatan gerak dengan iringan
3. Penguasaan ruang pentas
4. Rasa percaya diri
MENYAJIKAN TARIAN
1. Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan.
2. Ketepatan gerak dengan iringan
3. Penguasaan ruang pentas
4. Rasa percaya diri
• CATATAN TAMBAHAN
• FLOOR DESIGN → garis-garis lantai yang dilalui atau dibuat oleh penari (garis lengkung, garis lurus, diagonal, zigzag lingkaran dsb.
• KONFIGURASI → Bentuk barisan yang menggambarkan suatu maksud.
• EKSPLORASI atau penjajagan → proses berfikir berimajinasi, merasakan dan menanggapi/merespon dari suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari.
• MENYUSUN GERAK → memadukan gerak maknawi dan gerak murni yang dirangkai sesuai dengan tema dan mencakup arah gerak dan arah hadap.
• GERAK MAKNAWI → Gerak-gerak yang memiliki maksud dan melambangkan suatu hal. Contoh seperti gerak burung terbang.
• GERAK MURNI → Gerak yang mengutamakan keindahan, dibuat agar lebih estetis. Contoh gerak memutar tangan, menggoyang pinggul dll.
• TEMA →Landasan masalah untuk merangkai gerak.
• Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun gerak : RUANG, ARAH, FOKUS, LEVEL, KEPADATAN, KELELUASAAN dan DESAIN.
• RUANG → Tempat untuk aktifitas menari juga menentukan arah hadap dan arah gerak.
• ARAH → Menunjukan kemana penari bergerak dan menghadap.
• FOKUS → Titik pandang penari dengan sentral penonton.
• LEVEL → Tingkat jangkauan gerak yang ditentukan dengan aturan gerak tari . Contoh : Meloncat (level tinggi), Membungkuk (level sedang), Duduk (level rendah)
• KEPADATAN ( DENSITY) → Penguasaan ruang oleh penari.
• KELELUASAAN ( Ukuran/range) → Ukuran yang digunakan oleh penari dalam bergerak.
• DESAIN → Garis yang terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari.
• KOREOGRAFI berasal dari bahasa Yunani : choreia dan orchestra jadi choreography. Menjadi koreografi (Indonesia) yang berarti pengetahuan penyusunan tari atau hasil susunan tari.
• FLOOR DESIGN → garis-garis lantai yang dilalui atau dibuat oleh penari (garis lengkung, garis lurus, diagonal, zigzag lingkaran dsb.
• KONFIGURASI → Bentuk barisan yang menggambarkan suatu maksud.
• EKSPLORASI atau penjajagan → proses berfikir berimajinasi, merasakan dan menanggapi/merespon dari suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari.
• MENYUSUN GERAK → memadukan gerak maknawi dan gerak murni yang dirangkai sesuai dengan tema dan mencakup arah gerak dan arah hadap.
• GERAK MAKNAWI → Gerak-gerak yang memiliki maksud dan melambangkan suatu hal. Contoh seperti gerak burung terbang.
• GERAK MURNI → Gerak yang mengutamakan keindahan, dibuat agar lebih estetis. Contoh gerak memutar tangan, menggoyang pinggul dll.
• TEMA →Landasan masalah untuk merangkai gerak.
• Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun gerak : RUANG, ARAH, FOKUS, LEVEL, KEPADATAN, KELELUASAAN dan DESAIN.
• RUANG → Tempat untuk aktifitas menari juga menentukan arah hadap dan arah gerak.
• ARAH → Menunjukan kemana penari bergerak dan menghadap.
• FOKUS → Titik pandang penari dengan sentral penonton.
• LEVEL → Tingkat jangkauan gerak yang ditentukan dengan aturan gerak tari . Contoh : Meloncat (level tinggi), Membungkuk (level sedang), Duduk (level rendah)
• KEPADATAN ( DENSITY) → Penguasaan ruang oleh penari.
• KELELUASAAN ( Ukuran/range) → Ukuran yang digunakan oleh penari dalam bergerak.
• DESAIN → Garis yang terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari.
• KOREOGRAFI berasal dari bahasa Yunani : choreia dan orchestra jadi choreography. Menjadi koreografi (Indonesia) yang berarti pengetahuan penyusunan tari atau hasil susunan tari.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
SENI DRAMA
SENI DRAMA
DRAMA → bentuk seni pertnjukan yang
kompleks
( sastra ,seni rupa ,seni gerak ,seni musik ,seni tari )
Drama →Yunani → Drama = Berbuat ,bertindak ,beraksi diatas pentas
Teater →Yunani → Theater = Gedung/ tempat pertunjukan
Sandiwara →Sansekerta → Sandi = Rahasia } Ajaran /pesan
Kt : Sri Mangkunegoro VII Warah = ajaran } yang tersamarkan
( sastra ,seni rupa ,seni gerak ,seni musik ,seni tari )
Drama →Yunani → Drama = Berbuat ,bertindak ,beraksi diatas pentas
Teater →Yunani → Theater = Gedung/ tempat pertunjukan
Sandiwara →Sansekerta → Sandi = Rahasia } Ajaran /pesan
Kt : Sri Mangkunegoro VII Warah = ajaran } yang tersamarkan
BENTUK DRAMA
1. TRAGEDI→ Penuh konflik, akhir cerita menyedihkan
Asal kata tragedi → yunani = kampong jantan ( upacara persembahan kambing jantan pada dewa Dionysos di pentaskan drama perjuangan manusia.
Yang pertama merumuskan drama tragedy → ARITOTELES.
Tokoh – tokoh pembuat drama tragedy : Shakespears (Inggris) ; Romeo & Yuliet, Arifin C. Noer (Indonesia) ; Kapai-kapal, CM. Naas (Indonesia) ; Kebebasan abadi
2. KOMEDI → Penuh Canda / humor – akhir bahagia
Asal kata komedi – yunani → COSMOS = gembira/ senang ( awalnya di pentaskan dalam upacara panen bagi Dewa Apolla, pelindung kesuburan.
Tokoh drama komedi : Charly Chaplin, Bing Slamet, Benyamin, Bagio, Basuki, Mandra dll.
3. TRAGEDI KOMEDI ( Drama gabungan antara tragedi dan komedi ) → isi ceritanya kesedihan sekaligus lawakan
Contoh : Ludruk, Ketoprak, wayang orang dll
1. TRAGEDI→ Penuh konflik, akhir cerita menyedihkan
Asal kata tragedi → yunani = kampong jantan ( upacara persembahan kambing jantan pada dewa Dionysos di pentaskan drama perjuangan manusia.
Yang pertama merumuskan drama tragedy → ARITOTELES.
Tokoh – tokoh pembuat drama tragedy : Shakespears (Inggris) ; Romeo & Yuliet, Arifin C. Noer (Indonesia) ; Kapai-kapal, CM. Naas (Indonesia) ; Kebebasan abadi
2. KOMEDI → Penuh Canda / humor – akhir bahagia
Asal kata komedi – yunani → COSMOS = gembira/ senang ( awalnya di pentaskan dalam upacara panen bagi Dewa Apolla, pelindung kesuburan.
Tokoh drama komedi : Charly Chaplin, Bing Slamet, Benyamin, Bagio, Basuki, Mandra dll.
3. TRAGEDI KOMEDI ( Drama gabungan antara tragedi dan komedi ) → isi ceritanya kesedihan sekaligus lawakan
Contoh : Ludruk, Ketoprak, wayang orang dll
Bentuk Drama yang baru :
1) Opera/operet/melodrama : memakai lagu sebagai dialognya selain percakapan biasa iringan music sebagai pendukung suasana
2) FARCE/ BANYOLAN → gerak-gerak luar, kata” diganti dengan gerak
3) DRAMA MINI → kata-kata singkat dan gerak improvisasi/ spontan
4) DRAMATARI / SENDRATARI
5) DAGELAN → Drama sosial yang penuh dengan kritikan, pesan, anjuran dengan humor
1) Opera/operet/melodrama : memakai lagu sebagai dialognya selain percakapan biasa iringan music sebagai pendukung suasana
2) FARCE/ BANYOLAN → gerak-gerak luar, kata” diganti dengan gerak
3) DRAMA MINI → kata-kata singkat dan gerak improvisasi/ spontan
4) DRAMATARI / SENDRATARI
5) DAGELAN → Drama sosial yang penuh dengan kritikan, pesan, anjuran dengan humor
JENIS TEATER DAERAH
1) Sebagai sarana upacara → Teater yang dipersembahkan kepada leluhur.
Contoh : - Seni tutur pantun Sunda → mengumandangkan rajah / mantra
Menoreh/ Manorek (Ciamis Selatan) → media da’wah
2) Sebagai sarana hiburan & komunikatif ,tuntunan masyarakat
1) Sebagai sarana upacara → Teater yang dipersembahkan kepada leluhur.
Contoh : - Seni tutur pantun Sunda → mengumandangkan rajah / mantra
Menoreh/ Manorek (Ciamis Selatan) → media da’wah
2) Sebagai sarana hiburan & komunikatif ,tuntunan masyarakat
Contoh :
LONGSER (Subang, Conggang Sumedang) memiliki unsur tari, pencak silat,
Dan lawakan – bercerita tentang kehidupan manusia
OGEL Diiringi musik kendang, terompet – angklung
TOPENG BANJET (Karawang, Indramayu, Bekasi)
RONGGENG GUNUNG ( Ciamis Selatan)
REOG (pemain keluar bersamaan)
ANGKLUNG BADUD (pemain keluar satu persatu)
KETOPRAK → pemain dibantu oleh Waranggini / sinden dan NIYAGA (penabuh gamelan)
WAYANG ORANG → tiap tokoh punya ke khasan tersendiri (suara, busana dan gerak) ada pula dalang dan sinden sebagai NARATOR (Pencerita)
SRANDUL → Busananya sepeti Arab/Turky, music : rabana ,kecrek & terompet ; kentongan
LUDRUK → ketopraknya jawa timur – bercerita tentang WAROK (jagoan), pemainnya banyak WARIA. Ludruk diawali denga tari Ngremo
BARONG → Arja – Kecak
3) Sebagai Pengungkapan Sejarah untuk mengenal bangsanya sendiri.
Contoh : Wayang orang, wayang golek, wayang kulit.
Dalang wayang golek ; Tarkim, R.U PARTASUANDA, ABENG SUNARYA, ENTAH TIRAYANA, APEK, ASEP S SUNARYA, CECEP
Sinden ; UPIT SARIMANAH – TITIM PATIMAH
Cerita Menak ; Cerita-cerita islam
LONGSER (Subang, Conggang Sumedang) memiliki unsur tari, pencak silat,
Dan lawakan – bercerita tentang kehidupan manusia
OGEL Diiringi musik kendang, terompet – angklung
TOPENG BANJET (Karawang, Indramayu, Bekasi)
RONGGENG GUNUNG ( Ciamis Selatan)
REOG (pemain keluar bersamaan)
ANGKLUNG BADUD (pemain keluar satu persatu)
KETOPRAK → pemain dibantu oleh Waranggini / sinden dan NIYAGA (penabuh gamelan)
WAYANG ORANG → tiap tokoh punya ke khasan tersendiri (suara, busana dan gerak) ada pula dalang dan sinden sebagai NARATOR (Pencerita)
SRANDUL → Busananya sepeti Arab/Turky, music : rabana ,kecrek & terompet ; kentongan
LUDRUK → ketopraknya jawa timur – bercerita tentang WAROK (jagoan), pemainnya banyak WARIA. Ludruk diawali denga tari Ngremo
BARONG → Arja – Kecak
3) Sebagai Pengungkapan Sejarah untuk mengenal bangsanya sendiri.
Contoh : Wayang orang, wayang golek, wayang kulit.
Dalang wayang golek ; Tarkim, R.U PARTASUANDA, ABENG SUNARYA, ENTAH TIRAYANA, APEK, ASEP S SUNARYA, CECEP
Sinden ; UPIT SARIMANAH – TITIM PATIMAH
Cerita Menak ; Cerita-cerita islam
FUNGSI DRAMA → menyampaikan
informasi baik dan buruk dalam bentuk ertunjukan media ekspresi dan komunikasi,
media pendidikan
UNSUR DRAMA
1. NASKAH /SKENARIO/CERITA → Rencana
tertulis dari sebuah cerita drama unsure pokok dalam menyusun skenario.
PREMIS = Intisari cerita sebagai landasan dalam menentukan tujuan cerita
KARAKTER = Sifat/watak/gerak-gerik yang menjadi cirri suatu tokoh
PLOT = alur, rangka cerita yang tersusun jadi 4 bagian
PROTOASIS = bagian awal dengan pelukisan peran dan motif lakon
EPITASIO = komplikasi timbulnya kerumitan yang bermasalah
CATASTASIS = klimak sebagai puncak ketegangan
CATASTROPHE = Akhir/ [enyelesaian dari lakon , baik tragedy/komedi
PREMIS = Intisari cerita sebagai landasan dalam menentukan tujuan cerita
KARAKTER = Sifat/watak/gerak-gerik yang menjadi cirri suatu tokoh
PLOT = alur, rangka cerita yang tersusun jadi 4 bagian
PROTOASIS = bagian awal dengan pelukisan peran dan motif lakon
EPITASIO = komplikasi timbulnya kerumitan yang bermasalah
CATASTASIS = klimak sebagai puncak ketegangan
CATASTROPHE = Akhir/ [enyelesaian dari lakon , baik tragedy/komedi
2. PEMAIN → orang yang memerankan
figur atau tokoh
Syarat pemain ; latihan terus menerus dan berkesinambungan, tertib dan disiplin, memiliki pengetahuan dramatic, dapat meyakinkan penonton, trampil dan kreatif
Peran dan drama.
PROTAGONIS : Peran utama, yang menjadi pusat dari cerita
ANTAGONIS : Musuh protagonist, penyebab terjadinya konflik
TIRTAGONIS : Pembantu peran utama yang menjadi penengah
FIGURAN : Peran pelengkap ,diperlukan untuk penyelesaian cerita.
Syarat pemain ; latihan terus menerus dan berkesinambungan, tertib dan disiplin, memiliki pengetahuan dramatic, dapat meyakinkan penonton, trampil dan kreatif
Peran dan drama.
PROTAGONIS : Peran utama, yang menjadi pusat dari cerita
ANTAGONIS : Musuh protagonist, penyebab terjadinya konflik
TIRTAGONIS : Pembantu peran utama yang menjadi penengah
FIGURAN : Peran pelengkap ,diperlukan untuk penyelesaian cerita.
3. SUTRADARA (Art Manager) →
Pemimpin dalam pementasan drama, sumber kekuatan dalam keberhasilan pentas
drama.
Tugas sutradara → menentukan motif karya lakon, menentukan pemain (casting) merencanakan cara dan tehnik pentas.
Tugas sutradara → menentukan motif karya lakon, menentukan pemain (casting) merencanakan cara dan tehnik pentas.
4. DEKORASI → memperjelas maksud isi
cerita dalam suasana berbeda , set dekor , property (perlengkapan) dan latar
belakang harus berimbang.
SET DEKOR terdiri dari :
SET DEKOR REALISTIK → rupa yang sebenarnya atau mirip
Contoh hutan dengan layar bergambar hutan berikut pohon dan batu tiruan
SET DEKOR SUGESTIF = menggunakan beberapa unsure saja sebagai cirri khas
SET DEKOR STILASI = diganjakan dari bentuk aslinya
SET DEKOR ABSTRAK = berbentuk benda sederhana tidak lengkap.
Penonton ditiuntun untuk menerka-nerka secara terarah
5. BUSANA & RIAS : Ciri sebuah
peranan, mengubah rias sesuai peran
6. MUSIK PENGIRING : Dipergunakan
sebagai pendukung suasana adegan
7. OLAH TUBUH PIKIR & SUARA :
agar dapat berperan dengan baik
Latihan dasar tubuh → utk
kelenturan/ keluwesan gerak aksi
Melemaskan otot leher
Menggerakan lengan
Menggerakan tubuh
Menggerakan lengan
Menggerakan tubuh
LATIHAN DASAR OLAH SUKMA/PIKIR
→konsentrasi untuk mengingat kejadian yang dialami.
- Olah rasa dari panca indra → (panas, dingin, luka , manis, pahit, lezat)
- Olah rasa dari jiwa → rasa kagum, PD, sakit hati, kesal,geli
- Olah ingatan →mengingat kesan yang ditangkan dari seorang tokoh yang pernah dilihat atau dibaca sesuai karakter
- Olah rasa dari panca indra → (panas, dingin, luka , manis, pahit, lezat)
- Olah rasa dari jiwa → rasa kagum, PD, sakit hati, kesal,geli
- Olah ingatan →mengingat kesan yang ditangkan dari seorang tokoh yang pernah dilihat atau dibaca sesuai karakter
Langkah-langkah untuk menumbuhkkan
sukma yang siap :
- Konsentrasi dan focus
- Observasi dan penyerapan ( lingkungan- suasana- waktu)
- Imajinasi
- Penghayatan
- Improvisasi
- Pembangunan karakter peranan
- Konsentrasi dan focus
- Observasi dan penyerapan ( lingkungan- suasana- waktu)
- Imajinasi
- Penghayatan
- Improvisasi
- Pembangunan karakter peranan
LATIHAN DASAR OLAH VOKAL → merupakan
landasan dasar pemain teater setiap kata harus jelas terucap.
Pemain harus mempunyai pebguasaan ARTIKULASI yang baik, DIKSI jelas. Intonasi mengalir, menggunakan pernapasan DIAFRAGMA.
ARTIKULASI → kejelasan pengucapan vocal a,I,u,e,o, diftong ai-au dan konsonan m-n-ny-ng, dengan suasana lemah/keras
DIKSI → Penggunaan suara atau pengucapan yang ditentukan oleh pemain
LATIHAN DASAR OLAH MIMIK → Ekspresi tiap emosi berbeda-beda
Contoh : sedih → raut muka murung tanpa senyum, mulut kebawah
Senang → muka berbinar-binar dan bibir tersenyum
Marah → bibir maju , kening berkerut ,matamelotot tegang
Pemain harus mempunyai pebguasaan ARTIKULASI yang baik, DIKSI jelas. Intonasi mengalir, menggunakan pernapasan DIAFRAGMA.
ARTIKULASI → kejelasan pengucapan vocal a,I,u,e,o, diftong ai-au dan konsonan m-n-ny-ng, dengan suasana lemah/keras
DIKSI → Penggunaan suara atau pengucapan yang ditentukan oleh pemain
LATIHAN DASAR OLAH MIMIK → Ekspresi tiap emosi berbeda-beda
Contoh : sedih → raut muka murung tanpa senyum, mulut kebawah
Senang → muka berbinar-binar dan bibir tersenyum
Marah → bibir maju , kening berkerut ,matamelotot tegang
CASTING →Proses Penentuan Pemain (
Aktor ) berdasarkan analisa naskah un tuk di pertunjukan
KARAKTER/WATAK → Pemberian sifat pada seorang pelaku yang terdapat dalam cerita.
**********************************************************************************************************
KARAKTER/WATAK → Pemberian sifat pada seorang pelaku yang terdapat dalam cerita.
**********************************************************************************************************
SENI TARI
BAB 5 : Mengenal Seni Tari Tunggal
Daerah Setempat Atraksi : pertunjukan: penonton Estetis : mengenai keindahan;
menyangkut apresiasi keindahan Hanoman : nama tokoh kera sakti dalam pewayangan
cerita Epos Ramayana Jatayu : nama burung garuda yang besar (dalam cerita
wayang) Tayub : pada awalnya digunakan sebagai tari permohonan turun hujan.
Pada perkembangan selanjutnya digunakan sebagai tari penyambutan atau untuk
kepentingan social Wals : tarian barat dengan irama gerak tiga perempat
hitungan Watak : sifat batin manusia yang memperngaruhi segenap pikiran dan
tingkah laku; budi pekerti; tabiat Berdasarkan latar belakang kemunculan seni
tari di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu tarian rakyat, tari tradisional,
dan tari kreasi. Berdasarkan cara dibawakan atau dimainkannya, maka tarian
dibedakan menjadi tarian tunggal dan tarian berpasangan. Tarian tunggal adalah
tarian yang dibawakan oleh seorang penari. Biasanya menggambarkan watak seorang
tokoh atau seekor binatang. Beberapa contoh tarian tunggal yang ada di Indonesia
ialah Kancet Leo, tari Gandrung, tari Gambyong, dan tari Cokek. Ragam gerak
tarian tunggal daerah setempat memiliki berbagai variasi. Ragam gerak ini dapat
berupa gerak bagian-bagian tubuh tertentu ataupun gerak seluruh tubuh.
Misalnya, dalam tarian dari daerah Jawa dikenal ragam gerak tangan, seperti
nyemprit, ulap-ulap, dan ukel. Seni tari yang terdapat di berbagai daerah di
Nusantara memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakatnya. Fungsi tarian daerah
diantaranya sebagai sarana keagamaan, sarana upacara adat, sarana pergaulan,
dan sebagai tontonan/ hiburan. Untuk dapat mengapresiasi keunikan karya seni
tari tunggal daaerah setempat, harus mengenal, menyaksikan, mempelajari, dan
menirukan tarian tunggal daerah setempat. Dengan demikian, rasa cinta terhadap
budaya bangsa dan rasa memilikinya akan terwujud.
*********************************************************************************************************
*********************************************************************************************************
SENI MUSIK
BAB 4 : Mengaransemen Lagu Daerah
Setempat Alto : nada yang mencangkup suara terendah wanita dan nada suara
tertinggi pria (antara sopran dan tenor); orang (penyanyi) bersuara antara
sopran dan tenor Ansambel : kelompok pemaion music(penyanyi) yang bermain
bersama secara Tetap Bariton : suara laki-laki golongan pertengahan, antara
tenor dan bas Bas : nada yang besar dan rendah (tentang musik dan lagu); alat
musik yang mempunyai nada terendah Duet : gubahan musik untuk dua suara (orang)
atau untuk dua alat musik ; nyanyian yang dilagukan berdua atau musik yang
dimainkan oleh dua orang Interval : perbedaan ketinggian antara dua nada;
jangka nada Kwartet : komposisi musik yang terdiri dari atas empat instrument
Mezosopran : suara wanita yang wilayah nadanya berada di antara suara alto dan
suara sopran, tidak seringan suara sopran dan tidak seberat alto Trio : gubahan
lagu (music) untuk tiga suara atau tiga alat music Mengaransemen lagu dapat
dilakukan untuk beberapa penyajian, seperti untuk lagu solo, duet, trio,
kuartet, vokal group, ataupun paduan suara. Mengarasemen lagu untuk paduan
suara dapat dilakukan dengan mengarasemen lagu untuk paduan suara dua nada bagi
anak-anak, dan paduan suara untuk orang dewasa. Aransemen lagu untuk paduan
suara orang dewasa dapat disajikan dengan paduan suara dua nada, tiga nada,
ataupun empat nada. ********************************************************************************************************
BAB 3 : Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat Baku : tolak ukur yang
berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang diterapkan berdasarkan kesepakatan;
standar Diatonis : bertalian dengan tangga (skala) nada music yang tiap
oktafnya bernada delapan Harmoni : pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat;
keselarasan; keserasian Intonasi : ketepatan penyajian tinggi rendah nada
Klasik : mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolak ukur
kesempurnaan yang abadi; tertinggi; tradisional dan indah Konser : pertunjukan
musik di depa umum; pertunjukan oleh sekelompok pemain musik yang terjadi dari
beberapa komposisi perseorangan Macapat : bentuk puiasi Jawa tradisional,
setiap baitnya mempunyai baris kalimat (gatra) tertentu, setiap gatra mempunyai
jumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanka akhir
(guru lagu; guru suara tertentu) Melodi : susunan rangkaian tiga nada atau
lebih dalam music yang terdengar berurutan secara logis serta berirama dan
mengungkapkan suatu gagasan Populer : sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada
umumnya; mudah dipahami orang banyak; disukai dan dikagumi orang banyak
Memahami keanekaragaman lagu daerah setempat berarti juga mengetahui kekayaan
lagu-lagu Nusantara. Berdasarkan sifat dan keberadaannya, lagu daerah dapat
dibedakan menjadi lagu rakyat, lagu klasik, dan lagu daerah popular. Lagu
rakyat merupakan lagu yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan.
Lagu klasik merupakan lagu daerah yang dikembangkan secara tertulis dan
berkembang di pusat-pusat pemerintahan. Lagu daerah popular merupakan lagu
daerah yang diiringi oleh alat music modern, ataupun kolaborasi alat music
modern dengan alat music tradisional. Nusik daerah pada umumnya memiliki
unsur-unsur music pokok, yaitu nada, melodi, ritme, harmoni, dan syair. Hampir
di setiap daerah memiliki lagu permainan pergaulan. Lagu permainan pergauan
merupakan lagu yang dinyanyikan sebagai media bermain anak-anak ataupun
muda-mudi. Kekayaan budaya bangsa Indonesia perlu dipelihara dan dilestarikan.
Salah satu sikap menghargai dan mencintai budaya bangsa adalah menggali dan
mengenalkan kembali lagu-lagu daerah setempat.
Foto SBK SMP.
Foto SBK SMP.
SENI RUPA >> 7 - 1
BAB 1 : Mengenai jenis, bentuk, dan teknik pembuatan karya seni rupa
tradisional daerah setempat Apresiatif : kemampuan untuk memberikan penghargaan
terhadap sebuah karya seni Akulturasi : percampuran dua kebudayaan atau lebih
yang saling bertemu dan saling memengaruhi Bentuk : wujud yang di tampilkan
atau tampak Dimensi : ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas) Ekspresi :
pengungkapan atau proses menyatakan maksud,gagasan, perasaan Estetis : mengenai
keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam seni, dan sastra) Imajinasi :
daya piker untuk membayangkan atau menciptakan gambar (lukisan, karangan)
Meander : ragam hias yang bermakna dunia bawah Ornamen : ragam hias pada sebuah
karya seni rupa Progresif : kea rah kemajuan; bertingkat-tingkat naik Realitas
: kenyataan Refleksi : cerminan; gambaran Swastika : ragam hias yang bermakna
alam semesta, alam raya, dunia Atas Tekstur : sifat permukaan suatu benda
Tradisional : bersifat turun temurun Visual : dapat dilihat dengan indra
penglihatan; berdasarkan Penglihatan Seni merupakan karya manusia yang
mengandung keindahan. Jeniskarya seni rupa yang terdapat di Indonesia,
diantaranya adalah seni lukis, seni patung, senigrafis, seni desain, seni
kriya, dan seni relief. Bentuk karya seni rupa terapan daerah setempat menurut ukurannya
dapat dikelompokkan menjadi karya seni rupa dua dimensi, tiga dimensi, dan seni
relief. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karya seni
rupa murni dan karya seni rupa terapan. Karya seni rupa yang terdapat di
Indonesia berbeda-beda. Setiap daerah memiliki keunikan dan cir khasnya
masing-masing.
BAB 2 : Berkreasi dalam Seni Rupa Arsiran : garis-garis kecil
sejajar untuk mendapatkanefek bayangan ketika menggambar, melukis Efek : kesan
yang timbul pada pikiran penonton, pendengar, pembaca (sesudah mendengar atau
melihat sesuatu) Elips : benda atau bidang datar berbentuk bundar lonjong
Konstan : tetap tidak berubah; terus-menerus Kreasi : hasil daya cipta; hasil
daya khayal (penyair, komponis, pelukis) Kubistis : bergaya kubisme (bentuk
permulaan seni abstrak untuk seni lukis) Linear : berbentuk garis Otodidak :
orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri Realitas : kenyataan
Sensasi : yang membuat terharu; yang merangsang emosi Silinder : ruang yang
berbatas bidang lengkung dan dua bulatan yang sama besar; tabung . Untuk
belajar menggambar bentuk, maka harus merasakan kehadiran benda yang akan
dijadikan objek. Ada beberapa hal yang yang haru dijadikan patokansaat
akanmenggambar benda, yaitu garis linear, bentuk benda, nilai gelap terang, dan
dimensi ruang. Menggambar bentuk dapat dimulai dengan menggambar benda
silindris dan bentuk kubistis. Membuat gambar rencana disebut merancang sebuah
karya, sedangkan gambar desain untuk benda tiga dimensi disebut gambar kerja.
Membuat desain benda pakai harus memerhatikan aspek kenyamanan, artinya benda
yang didesain dapat memenuhi fungsi secara baik. Setiap daerah memiliki
keunikan motif hias masing-masing. Salah satunya motif hias pola batik
Pekalongan. Pola batik Pekalongan sebenarnya hamper sama dengan pola batik
daerah lain, yaitu terdiri atas tiga unsure pokok. Unsur pokok tersebut adalah
motif pokok, motis pengisi bidang, dan motif isen. Ada beberapa cara untuk
member kesan tiga dimensi dalam desain pola ukir, yaitu dengan menggunakan
teknik arsir biasa dan menggunakan teknik gradasi warna.
Selamat Belajar :)
Makasih banyak
BalasHapusMasama, sekedar berbagi ilmu, ada masukan monggo silahkan :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMakasih min jadi bisa belajar buat persiapan usbn besok dan minta doanya aja^_^
BalasHapusMakasih banyaknya soalnya besok ada ulangan jadi bisa buat belajar
BalasHapus